MAKALAH PEMELIHARAAN
SISTEM
DISTRIBUSI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA NIM
1.
Muhammad Hanif
Sikumbang 5103331022
2.
Frist Mahardika 5103331014
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
2011/2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil
Alamin. Puji dan Syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan berkah, rahmat dan Hidayah-Nya, tak lupa Salam dan Shalawat
atas junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan paper dengan pembahasan “Pemeliharaan Jaringan Distribusi”.
Paper
ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah Distribusi
Tenaga Listrik Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Negeri Makassar.
Saya mengucapkan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga
paper ini dapat saya selesaikan, karena disadari tanpa bantuan berbagai pihak,
maka sulit bagi saya untuk menyelesaikan paper ini.
Saya menyadari sepenuhnya terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan paper ini, oleh karenanya berbagai saran dan
kritik yang sifatnya membangun senantiasa diharapkan demi kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga paper ini memberikan mamfaat bagi kita semua Amin.
Medan, Maret 2012
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR …………………………………………................. i
DAFTAR ISI …………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang ………………………………………..................... 1
2. Rumusan
Masalah ……………………………………….................... 4
3. Tujuan
Penulisan …………………………………………................ 4
4. Mamfaat
Penulisan ……….................………………………………... 5
BAB II PEMBAHASAN .........……………………………………………... 6
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan .…………………………………………………... 11
2. Saran …………….……………………………………... 12
DAFTAR PUSTAKA …................………………………………………. 13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir ini, masalah listrik menjadi polemic yang
berkepanjangan dan telah memunculkan multi implikasi yang sangat kompleks di
berbagai aspek kehidupan, antara lain : keuangan, ekonomi, sosial, budaya,
politik, dan lain-lain. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa listrik telah
menjadi bagian yang sangat penting bagi umat manusia.
Oleh karenanya tak berlebihan bahwa listrik bisa dikatakan sebagai
salah satu kebutuhan utama bagi
penunjang dan pemenuhan kebutuhan hidup umat manusia. Beberapa tantangan besar
yang dihadapi dunia pada masa kini, antara lain, bagaimana menemukan sumber
energi baru, mendapatkan sumber energi yang pada dasarnya tidak akan pernah
habis untuk masa mendatang, menyediakan energi di mana saja diperlukan, dan
mengubah energi dari satu ke lain bentuk, serta memanfaatkannya tanpa
menimbulkan pencemaran yang dapat merusak lingkungan hidup kita. Dibanding
dengan bentuk energi yang lain, listrik merupakan salah satu bentuk energi yang
praktis dan sederhana. Di samping itu listrik juga mudah disalurkan dari dan
pada jarak yang berjauhan, mudah didistribusikan untuk area yang luas, mudah
diubah ke dalam bentuk energi lain, dan bersih (ramah lingkungan). Oleh karena
itu, manfaat listrik telah dirasakan oleh masyarakat, baik pada kelompok
perumahan, sosial, bisnis atau perdagangan, industri dan publik.
Tenaga listrik sebagai bagian dari bentuk energi dan cabang produksi yang
penting bagi negara sangat menunjang upaya dalam memajukan dan mencerdaskan
bangsa. Sebagai salah satu hasil pemanfaatan kekayaan alam yang menguasai hajat
hidup orang banyak, tenaga listrik perlu dipergunakan untuk kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat.
Perkembangan teknologi yang semakin maju pada saat ini
mengakibatkan banyaknya pemakaian sumber daya listrik sebagai penunjang
kehidupan yang lebih baik. Dengan peningkatan pemakaian
energi listrik ini menunjukkan standar kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
yang lebih baik. Oleh sebab itu dibutuhkan kualitas sistem jaringan distribusi
yang handal.
Sistem distribusi tenaga listrik ditunjang oleh
perlengkapan-perlengkapan distribusi yang memadai. Pada kondisi normal sistem
distribusi teraliri oleh arus maupun tegangan kerja sehingga mempengaruhi
kinerja perlengkapan yang ada. Peralatan distribusi tersebut merupakan
peralatan yang sensitif terhadap gangguan gangguan baik yang berasal dari
faktor dalam (internal) alat tersebut maupun dari luar (external) alat
tersebut.
Kondisi kerja perlengkapan distribusi seperti
isolator, konduktor, trafo maupun sambungan pada saluran udara sangatlah rawan
mengalami gangguan dan kerusakan yang
ditimbulkan oleh arus beban. Arus beban dapat menimbulkan rugi-rugi dan
meningkatkan suhu pada peralatan sistem distribusi sehingga menurunkan tingkat
effisiensi dan umur dari peralatan yang ada.
Selain adanya
arus beban yang mengganggu, kerusakan peralatan distribusi dapat juga
ditimbulkan oleh percikan bunga api (flashover) yang muncul karena adanya gap
antar fasa yang mempengaruhi perlengkapan-perlengkapan pada jaringan distribusi Saluran Udara
Tegangan Menengah 20 KV (SUTM) menjadi panas.
Perawatan dan pemeliharaan perlengkapan jaringan
distribusi yang rutin bertujuan untuk mengatasi penurunan effisiensi dan
kerusakan agar perlengkapan tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai
fungsinya. Dalam hal ini perawatan dan pemeliharaan jaringan yang dilakukan
oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan sistem tanpa tegangan (pemadaman)
menjadi masalah vital yang dialami oleh konsumen maupun perusahaan listrik
karena dapat menurunkan kontinuitas pelayanan. Suplai tenaga listrik untuk
pelanggan menjadi terhambat dan tidak dapat melakukan proses produksi dengan
optimal karena tenaga listrik tidak tersalurkan. Kerugian yang dialami oleh
perusahaan listrik sangatlah besar karena adanya pemadaman listrik
mengakibatkan banyaknya energi listrik yang hilang dan tidak dapat terjualkan
kepada konsumen.
Solusi untuk menekan adanya pemadaman, maka perusahaan
listrik melakukan pemeliharaan jaringan distribusi Tegangan Menengah 20 KV
dengan sistem hot line maintenance
(Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan/ PDKB). Tanpa adanya pemadaman listrik
yang dilakukan oleh PDKB-TM maka suplai tenaga listrik tetap dapat disalurkan.
Dengan adanya
pemeliharaan dalam keadaan bertegangan ini, konsumen tidak lagi mengalami
kerugian, produksi tetap berjalan,
produktivitas meningkat, quota terpenuhi dan kontinuitas pelayanan energi
listrik menjadi lebih baik. Dari segi ekonomi energi listrik yang hilang akibat
pemadaman dapat terselamatkan dan perusahaan
listrik tidak mengalami kerugian. Perekonomian negara dapat ditingkatkan
dan kualitas SDM akan menjadi lebih baik dan optimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan
diatas maka rumusan masalah yang akan diangkat untuk paper ini ialah:
1.
Faktor apakah
yang menyebabkan diharuskannya dilakukan pemeliharaan jaringan distribusi.
2.
Bagaimanakah bentuk pemeliharaan-pemeliharaan yang dilakukan terhadap jaringan distribusi.
3.
Apa saja dan bagaimana model-model pemeliharaan pada jaringan distribusi.
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan ini ialah:
1.
Untuk
mengetahui faktor apakah yang menyebabkan diharuskannya dilakukan pemeliharaan
jaringan distribusi.
2.
Untuk mengetahui bagaimana bentuk pemeliharaan-pemeliharaan yang dilakukan terhadap jaringan distribusi.
3.
Untuk mengetahui apa saja dan bagaimana model-model pemeliharaan pada
jaringan distribusi.
D. Manfaat
Penulisan
1.
Sebagai syarat
kelulusan pada mata kuliah Distribusi Tenaga Listrik
2.
Sebagai bahan
bacaan bagi yang berminat mengembangkan dan mengkaji pengetahuan khususya pada
pemeliharaan jaringan distribusi
3.
Untuk melatih
kemampuan dalam penulisan karya ilmiah
4.
Guna menambah
wawasan dalam bidang kelistrikan, terkhusus pada pemeliharaan jaringan
distribusi.
BAB II
<!--more-->
Pada jaringan distribusi terbagi dari jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah dan berikut adalah pembahasan dari pemeliharaan jaringan distribusi tersebut:
Pada jaringan distribusi terbagi dari jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah dan berikut adalah pembahasan dari pemeliharaan jaringan distribusi tersebut:
Pada Jaringan Tegangan Menengah, dikarenakan
jaringan saluran udara digelar di alam bebas cenderung gangguan dari lingkungan
karena sebab alam cukup tinggi, diantaranya adalah:
1. Petir
Karena
ujung tiang biasanya lebih tinggi maka diharapkan sambaran langsung
jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan tanah tiang cukup tinggi, bisa
flash over ke konduktor fasa menyebabkan gangguan tanah
2. Binatang
Burung,
kalong, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab gangguan hubung singkat 1 fasa
ketanah, 2 fasa bahkan 3 fasa
3. Manusia
Permainan
layang-layang dapat menyebabkan kabel jaringan putus.
4. Tumbuhan
Tumbuhan
yang merambat dan dahan / ranting pohon besar dapat pula menjadi penyebab
gangguan
5. Jumper putus
Karena
korosi, terjadi pemburukan tahanan kontak jumper konduktor putus jatuh ketanah
6. Isolator retak atau pecah
Apabila
terjadi isolator pecah mudah ditemukan namun apabila isolator retak sulit
ditemukan, keduanya dapat menjadi penyebab gangguan.
Dari beberapa penyebab diatas, berikut ini adalah
kemungkinan dapat tidaknya gangguan tersebut ditanggulangi:
· gangguan no 1 masih mungkin untuk dibuat perlindungannya
· gangguan dari sebab no 2
agak sulit ditanggulangi.
· gangguan dari sebab no 3 dan
no 4 ditanggulangi dengan membuat aturan dan pemeliharaan jaringan.
· gangguan dari sebab no 5
hindari proses korosi dengan sealer.
· gangguan dari sebab no 6
(bila retak atau tembus) dicari dengan mengisolir seksi demi seksi jaringan
bila sudah bisa dipersempit, seksi yang isolatornya retak / tembus diperiksa dengan tegangan
impuls.
Dalam pemeliharaannya, pemeriksaan tahanan kontak
yang buruk dilakukan dengan cara pengamatan sambungan dengan gunakan
thermovision. Bila ditemukan temperatur tinggi pada sambungan, maka hal-hal
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. memadamkan jaringan,
b. mengukur tahanan kontak,
c. membersihkan permukaan
kontak,
d. apabila klem penjepit
sambungan rusak maka harus diganti,
e. jaringan kembali
disambungkan dan tahanan kontaknya
kembali diukur,
f. apabila hasil ukur baik maka jaringan kembali dienergize.
Sama halnya dengan Jaringan Tegangan Menengah,
Jaringan Tegangan Rendah pun sering mengalami kerusakan akibat
gangguan-gangguan dari lingkungan, baik itu yang disebabkan oleh gangguan dari
luar jaringan, seperti gangguan yang diakibatkan oleh binatang maupun gangguan
dari jaringan itu sendiri seperti terjadinya korosi.
Pemeliharaan-pemeliharaan yang dilakukan terhadap JTR di antaranya :
1)
Membersihkan jaringan dari sentuhan dahan (untuk jaringan dengan
konduktor telanjang)
2) Untuk jaringan dengan twisted cable, pemeliharaan
agak jarang kecuali untuk kabel yang
tertekan dahan pohon.
3) Memonitor keseimbangan beban
masing-masing fasa, agar konduktor netral tidak dialiri arus besar, yang bisa
membuat masalah .
4) Memonitor hot spot konduktor
fasa / netral terutama konduktor netral (bila sampai putus).
5) Menaikkan tegangan konsumen
di fasa yang berbeban rendah
6) Hot spot sambungan diperiksa
dengan thermovision bila temperatur tinggi dan jaringan belum
putus, maka lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a)
memadamkan jaringan,
b)
mengukur tahanan kontak dan membersihkan permukaan kontak,
c)
apabila klem penjepit
sambungan rusak maka harus diganti,
d)
jaringan kembali
disambungkan dan tahanan kontaknya
kembali diukur,
e)
apabila hasil ukur baik maka jaringan kembali dienergize.
Kegagalan suatu komponen merupakan akibat dari suatu proses penuaan material
yang berjalan dengan waktu. Proses degradasi ini tidak dapat dihindari, namun
dapat dikendalikan melalui kegiatan pemeliharaan yang tepat. Dewasa ini dikenal
empat model pemeliharaan: breakdown
maintenance, pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif dan pemeliharaan
proaktif.
Dalam filosofi breakdown
maintenance, perbaikan dilakukan setelah mengalami kerusakan. Dalam hal ini
kegagalan atau kecelakaan sudah telanjur terjadi. Korban bukan hanya sekedar
materi namun juga nyawa manusia. Biaya yang diakibatkan cenderung mahal dan bisa
berdampak domino pada sektor lain seperti hilangnya kepercayaan masyarakat.
Sedangkan, pemeliharaan secara preventif
mengacu pada penggantian komponen sesuai perkiraan waktu umur. Strategi
seperti ini diperkirakan dapat menghemat biaya sekitar 75% dibanding breakdown maintenance Namun, model
pemeliharaan preventif memiliki kelemahan karena tidak melihat apakah komponen
tersebut masih berkondisi bagus atau tidak. Atau mungkin saja, kesalahan desain
maupun kesalahan pengoperasian mengakibatkan sebuah komponen mempunyai umur di
bawah perkiraan. Hal ini dapat mengarah pada kecelakaan dini. Oleh karena
itulah dikembangkan pemeliharaan secara prediktif yang didasarkan pada pantauan
suatu kondisi atau kinerja suatu peralatan. Kondisi yang dimonitor bisa saja vibrasi,
temperatur, unjuk kerja, unsur kimia dan lain-lain. Dengan pantauan secara
rutin, kejanggalan suatu kondisi dapat terdeteksi secara dini. Pemeliharaan
secara prediktif dapat menghemat biaya sekitar 60% dibanding pemeliharaan
secara preventif. Sedangkan pemeliharaan proaktif mengacu pada suatu kegiatan
pemeliharaan yang bertujuan mengantisipasi terjadinya kegagalan. Revisi desain
ataupun penambahan komponen dalam rangka memperpanjang umur suatu peralatan
merupakan salah satu contoh dalam
kategori pemeliharaan secara proaktif. Hal ini dapat dilakukan karena fenomena
yang dapat merusak peralatan diketahui secara pasti.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Faktor yang menyebabkan diharuskannya dilakukan
pemeliharaan jaringan distribusi yakni karena pada umumnya jaringan distribusi
berada pada saluran bebas, jadi tentunya tidak akan terlepas dari faktor-faktor
alam yang bisa menyebabkan gangguan bahkan kerusakan pada jaringan distribusi.
Contohnya adanya petir yang mengenai saluran, binatang seperti ular dan
tumbuhan yang daunnya merambat masing-masing dapat menimbulkan hubungan antar
fasa pada jaringan, dll
2. Bentuk
pemeliharaan-pemeliharaan yang dilakukan
terhadap jaringan distribusi yakni:
a.
Membersihkan jaringan dari
sentuhan dahan (untuk jaringan dengan konduktor telanjang)
b.
Untuk jaringan dengan twisted cable, pemeliharaan
agak jarang kecuali untuk kabel yang
tertekan dahan pohon
c.
Memonitor keseimbangan beban
masing-masing fasa, agar konduktor netral tidak dialiri arus besar, yang bisa
membuat masalah
d.
Memonitor hot spot konduktor
fasa / netral terutama konduktor netral (bila sampai putus)
e.
Menaikkan tegangan konsumen di
fasa yang berbeban rendah
3. Model-model pemeliharaan
pada jaringan distribusi
a. Breakdown maintenance, yakni perbaikan dilakukan
setelah mengalami kerusakan. Dalam hal ini kegagalan atau kecelakaan sudah
telanjur terjadi.
b. Preventif, yakni
mengacu pada penggantian komponen sesuai perkiraan waktu umur.
c. Prediktif, yakni didasarkan pada pantauan suatu
kondisi atau kinerja suatu peralatan.
d. Proaktif, yakni mengacu pada suatu kegiatan
pemeliharaan yang bertujuan mengantisipasi terjadinya kegagalan.
B.
Saran
Pemeliharaan
pada jaringan distribusi hendaknya dilakukan dengan cara peninjauan/pemeriksaan
secara berkala dan menyeluruh untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Fajarwati,
Nurul.2009. Analisis penyelamatan energi dan keandalan sistem jaringan distribusi 20 kv
dengan adanya PDKB-TM di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta.Jurusan Teknik Elektro Universitas
Surakarta:Surakarta
Firdian,F.2010. Pemeliharaan serta Konstruksi Gardu
Distribusi, JTM Dan JTR Di PT. PLN (Persero) APJ Bandung.Universitas
Komputer Indonesia:Bandung
Satmoko, Ari;
Hafid, Abdul.2007.Pemeliharaan Prediktif
pada jaringan distribusi dengan thermografhy infra merah.Sekolah Tinggi
Teknologi Nuklir:Yogyakarta
Suswanto, Daman.Sistem Distribusi Tenaga Listrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar